Pengantar Surat 1 KORINTUS

Surat kepada gereja yang terpecah belah. Paulus pertama kali mengunjungi kota Korintus dalam perjalanan misinya yang kedua (Kis 18:1). Kunjungannya ke Korintus disebabkan oleh berita yang dibawa Stefanus dan dua orang temannya. Saat berada di suatu tempat di Asia, kemungkinan Efesus, Paulus menerima sepucuk surat dari jemaat di Korintus (16:8).

Kondisi jemaat di Korintus Orang-orang Korintus dikenal dengan reputasi sebagai orang yang tidak dapat diatur, peminum, dan berperilaku seks bebas. Ketika Paulus tiba dengan berita Injil Yesus Kristus, banyak dari mereka yang bertobat dan percaya kepada Yesus. Meski demikian, mereka masih membawa kebiasaan dan reputasi buruk itu ke dalam hidup berjemaat.

Paulus menggembalakan jemaat Korintus selama satu setengah tahun. Dalam waktu singkat, Paulus membuka sekolah Alkitab bagi mereka (orang Yahudi dan non-Yahudi Kristen). Lalu, Paulus meninggalkan mereka untuk kepentingan melayani kota-kota dan gereja-gereja lain.

Setelah Paulus meninggalkan Korintus, ia mendapat kabar bahwa keadaan jemaat di Korintus kembali kacau. Perpecahan terjadi, merosotnya kehidupan moral, peribadatan menjadi ajang keserakahan pribadi dengan kedok rohani. Kondisi itu memaksa Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus.

Dalam suratnya, Paulus membimbing mereka langkah demi langkah. Paulus mengingatkan jemaat Korintus konsekuensi apa yang telah mereka terima dalam Kristus. Atas dasar itu, Paulus mengoreksi dan mendorong jemaat Korintus untuk menata ulang hidup moralitas, hubungan persekutuan, dan penghayatan ibadah mereka. Intinya, surat ini adalah surat pastoral kepada jemaat Tuhan, tentang bagaimana seharusnya orang yang telah diselamatkan oleh kasih Allah mengekspresikan, dan menjadikan keselamatan itu dalam hidup keseharian mereka.