Pengantar Injil Lukas

Lukas adalah salah satu dari Injil Sinoptik: Matius, Markus, dan Lukas. Ketiganya disebut sinoptik karena memiliki kesamaan dalam mengisahkan kehidupan Tuhan Yesus, terutama pada bagian pelayanan-Nya di Galilea, kemudian seminggu terakhir di Yerusalem sebelum memuncak di kayu salib dan kebangkitan.

Latar belakang.

Lukas memulai Injilnya dengan pengantar yang jelas. Pertama, Injil Lukas ditulis dengan tujuan untuk menolong Teofilus mengerti kejadian sebenarnya mengenai Tuhan Yesus. Kedua, Injil Lukas bukan sekadar cerita, melainkan merupakan catatan sejarah yang ditulis berdasarkan riset yang dilakukan oleh penulisnya. Riset itu memakai sumber-sumber tertulis yang sudah lebih dahulu ada, juga memakai kesaksian dari para saksi mata akan Tuhan Yesus. Hasil riset yang dituangkan dalam bentuk narasi Injil Lukas sangat bernuansa sejarah. Lukas mencantumkan data-data sejarah yang bisa dijadikan acuan untuk memastikan keotentikan kisah-kisah yang dicatatnya dan menyebutkan tokoh-tokoh sejarah pada masa itu yang kehadirannya dalam panggung sejarah dunia tidak diragukan.

Kontribusi teologis.

Tema penting Injil Lukas adalah Yesus sebagai Anak Manusia. Ini adalah gelar yang Yesus gunakan untuk diri-Nya sendiri. Di satu sisi gelar ini menunjukkan kesejatian-Nya sebagai manusia. Secara gamblang Injil Lukas memperlihatkan sisi kemanusiaan Yesus. Bukan hanya secara fisik, Yesus sama seperti manusia lainnya, kepeduliannya akan manusia pun mencerminkan solidaritas yang tinggi terutama kepada kaum marjinal, seperti orang miskin, kaum gembala, perempuan kafir, dan lain-lain. Kemanusiaan Yesus murni tidak berpihak pada suku, status, dan gender tertentu, melainkan menggapai dan menerima semua yang datang kepada- Nya, bahkan termasuk anak-anak kecil sekalipun. Di sisi lain, gelar Anak Manusia memiliki nuansa ilahi bila dirujuk pada beberapa bagian penting Perjanjian Lama, seperti Daniel 7:14. Yesus sendiri menyadari keilahian-Nya sejak muda (Luk. 2:49). Sifat ilahi Yesus jelas terlihat dari mukjizat yang dilakukan-Nya, otoritas-Nya atas berbagai aspek kehidupan, dan kebangkitan-Nya setelah meminum cawan murka Allah atas dosa di atas kayu salib. Kunci untuk mengerti misi Tuhan Yesus menurut Injil Lukas terdapat di Lukas 4:17-21.