Pengantar Surat 2 KORINTUS

Ketika Paulus tidak lagi berada di Korintus, terjadi lagi berbagai permasalahan seperti kekacauan moral dan ketidaktertiban berjemaat. Untuk membereskan masalah itu, Paulus menulis beberapa surat, yaitu 1 Korintus dan sebuah surat lain yang telah hilang (2Kor. 2:3-4; 7:8-12). Respons sebagian jemaat terhadap teguran Paulus malah ditanggapi negatif. Sekelompok orang menentang otoritas kerasulan Paulus (10:7). Pemimpin kelompok penentang tersebut menyatakan diri memiliki otoritas yang sama dengan Paulus. Ia menolak sepenuhnya otoritas Paulus.

Saat Paulus berada di Efesus, berita tentang perselisihan dan perpecahan dalam jemaat Korintus masih belum reda. Lalu, ia berkunjung singkat ke Korintus. Ternyata, upaya Paulus untuk menyelesaikan konflik itu kurang berhasil (2:1; 12:14; 13:1-2). Ini menjadi kunjungan yang menyedihkan Paulus. Setelah itu, ia kembali ke Efesus. Paulus kemudian mengirimkan surat melalui Titus dan seorang saudara, yang tidak disebut namanya (12:18). Ia ingin menerima laporan dari Titus mengenai dampak suratnya. Namun, penganiayaan di Efesus membuat Paulus pergi lebih cepat (Kis. 20:1). Kemudian ia melihat kesempatan untuk mengabarkan Injil di Troas. Karena sangat ingin bertemu Titus yang mengambil rute darat dari Korintus ke Efesus, Paulus pergi ke Makedonia (2:12- 13). Di sana Titus menemuinya dan memberikan laporan yang baik (7:6-16).

Situasi negatif yang mempertanyakan kerasulan Paulus merupakan kesempatan baginya untuk menulis surat pastoral, di mana Paulus mengungkapkan isi hati dan berbagai pergumulannya sebagai hamba Yesus Kristus (2Kor. 4-5). Selain itu, Paulus mendesak gereja di Korintus agar mewujudkan kepedulian mereka terhadap gereja di Yerusalem yang sedang kekurangan. Dukungan mereka akan mewujudnyatakan fakta bahwa gereja universal adalah Esa. Paulus tidak segan-segan menegur mereka, agar mereka serius tentang kekudusan hidup perorangan dan bergereja, sebagai bukti bahwa mereka adalah milik Kristus. Bila kita ingin mengetahui rahasia menjadi umat Allah yang tangguh, maka jawabannya ada di dalam surat 2 Korintus.