Pengantar Injil YOHANES
Yohanes merupakan injil keempat yang ditulis secara unik dan berbeda dengan perspektif dari ketiga injil lainnya. Kalau ketiga injil lainnya disebut sebagai Injil Sinoptik karena mencatat kegiatan Tuhan Yesus, terutama selama pelayanan-Nya di Galilea, maka sebagian besar Injil Yohanes berfokus pada pelayanan Yesus di Yerusalem, khususnya pada beberapa perayaan keagamaan di Bait Allah. Dengan para pendengar yang kebanyakan berasal dari kelompok pemuka agama, maka pola presentasi Tuhan Yesus sering diwujudkan dengan mengajar, diskusi atau dialog yang mendalam.
Siapakah Yohanes yang dianggap sebagai penulis Injil ini? Walaupun pandangan modern ada yang menolak Yohanes sebagai pengarang Injil ini, tetapi data internal Alkitab jelas menunjukkan bahwa “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh. 21:20) adalah penulis Injil ini, yaitu Yohanes, saudara Yakobus. Para bapak gereja juga mendukung pemahaman ini. Ada dua dasar mengapa Injil Yohanes disebut-sebut sebagai Injil yang “lahir” sesudah Injil Sinoptik. Pertama, Injil Yohanes sedikit menceritakan ulang kisah perjalanan dan pelayanan Tuhan Yesus. Kedua, penekanan Injil Yohanes pada aspek keilahian Tuhan Yesus muncul untuk mengimbangi materi Injil Sinoptik yang lebih menekankan aspek pelayanan-Nya sebagai manusia, walaupun Injil Matius, Markus, dan Lukas juga menekankan keilahian Kristus. Injil Yohanes menunjukkan pribadi Yesus yang ilahi itu juga sebagai seorang manusia sejati pada saat yang sama, mulai dari awal pelayanan- Nya sampai kematian-Nya, “Firman itu telah menjadi manusia” (Yoh. 1:14).
Tujuan dari Injil Yohanes ini jelas tercantum dalam pasal 20:31 “Semua yang tercantum di sini..., supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” Sejak kehadiran Yesus, Sang Firman yang menghadirkan Allah di tengah hidup manusia dan dunia berdosa, maka relasi Yesus dengan Allah Bapa yang begitu dekat, dieksplorasi dalam Injil Yohanes untuk menjelaskan otoritas dan kuasa Yesus serta tujuan-Nya menghadirkan hidup yang bermakna bagi umat-Nya.